forum keluarga

banyak hal yang selalu jadi masalah dalam keluarga ,,,, itu merupakan awal dari pada pembelajaran kita dalam meniti rumah tangga yg bahagia.... sering kita mempersalahkan apa yang telah terjadi,,, saat ini dan masa lalu.... ''' kalau kita sadar bahwa lidah dan gigi yang selalu bersama mestilah akan tergigit''' dari apa yg ku tulis smg kita merenungkan dan tidak membuat permasalahan kecil menjadi besar. bahkan sebaliknya yang harus kita lakukan adalah mengenang kebaikan dari pasangan kita selama dia bersama kita dengan kenangan itu maka kita, akan membuat suatu sikap tidak akan memperuncing perbedaan ,,,,,,
ini lah kehidupan semua orang memiliki peranan tidak ubahnya pemerintahan dari sebuah negara,, kita tidak mungkin memiliki 2 presiden,,, jelas kalau itu terjadi maka kita tidak akan dapat ketenangan dalam berumah tangga'
kepatuhan istri kepada suami bukanlah hal yang memalukan namun merupakan sebuah sikap yg harus kita pertahankan... dimana bila mana suaminya berhasil mesti yang berperan adalah istri,,, begitu juga kalau gagal....
tulisan 2, agar dapat dipahami karena bila dalam rumah tangga kalau kita kompak dan berkerjasama maka hasilnya akan lebih baik dari pada kerja sendiri2....
ingatkah pada saat kita pertama kali mengikat janji ada pesan dari semua orang dan keluarga kita agar kita tegar dan mampu bertahan dalam membina rumah tangga..''

saya akan membagi cara membentuk rumah tangga yg bahagia menurut kepercayaan saya agama islam:


Marilah kita terus tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, tunaikan segala aturannya dengan penuh rasa ketaatan serta jauhkan diri dari melakukan aktifitas yang dilarangnya dengan segala kejujuran. Semoga kita mencapai kebahgiaan hidup di dunia dan akhirat yang kekal.

Tidak dinafikan bahwa setiap manusia yang hidup menginginkan kebahagiaan, karena hidup yang tidak bahagia merupakan sesuatu yang tidak dikehendaki oleh siapapun diantara kita. Kebahagiaan yang diinginkan itu mencakup seluruh aktifitas hidup berupa sehat badan, kebahagiaan rumahtangga serta kebahagiaan dari semua gerak langkah kita dalam hidup ini.

Ibnu Khalid berpendapat: Bahagia itu adalah tunduk dan patuh mengikut garis-garis yang ditentukan Allah SWT.

Imam Al-Ghazali pernah berkata: Bahagia tiap-tiap sesuatu adalah apabila ia dapat merasakan kenikmatan, kesenangan dan kelezatan dalam gerak langkah hidup kita.

Kedua pendapat ini mempunyai maksud dan tujuan yang sama yaitu setiap manusia mesti hidup didalam kesempurnaan dan kebahgiaan di dunia yaitu mempunyai segala keperluan, harta dan kesehatan. Manusia juga mesti hidup dalam kesempurnaan dan kebahagiaan di akhirat yaitu mempunyai keimanan dan ketakwaan terhadap segala perintah Allah SWT dan Rasulnya.

Al-Quran banyak berbicara tentang cara membentuk dan mengatur keluarga muslim kearah mencapai kebahagiaan, diantaranya persoalan pernikahan, perceraian, kewajiban nafkah, tanggung jawab terhadap anak-anak dan kedua orang tua, warisan (pembagian harta pusaka) dan sebagainya.

Ini membuktikan pentingnya kebahagiaan hidup seseorang, karena kebahagiaan hidup pribadi adalah menjadi tulang punggung kepada kebahagiaan hidup berkeluarga. Seterusnya kebahagiaan hidup berkeluarga adalah menjadi teras bagi kesejahteraan dan kebahagiaan hidup masyarakat serta negara.

Oleh karenanya masyarakat itu dibina dari sebuah keluarga, sudah pasti nilai-nilai yang baik dan murni tidak kelihatan selagi nilai-nilai itu belum diamalkan oleh setiap orang dalam keluarga. Islam telah menentukan hak-hak dan kewajiban seseorang terhadap dirinya dan juga masyarakat.

Kewajiban terhadap diri sendiri adalah tanggung jawab membina dan mendidik dirinya, akalnya, harta benda, nyawa dan kehormatannya. Setelah itu haruslah berlandaskan atas dasar Mahabbah (kasih sayang) dan belas kasihan diantara keduanya.

Firman Allah SWT didalam Al Qur’an Surat Ar-Rum ayat 21: Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istreri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antara kamu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.

Islam menghendaki hubungan suami isteri adalah hubungan yang sangat erat, hubungan yang melengkapi ruhani dan jasmani yang kokoh. Oleh karena itu, segala jalan yang akan merenggangkan ikatan yang suci bagi kedua suami isteri itu hendaklah dicegah dan dihindarkan dengan segala daya dan usaha yang kuat.

Untuk melahirkan kasih sayang, seorang suami harus memahami perasaan dan keperluan isterinya dan begitupun sebaliknya. Ada mahligai rumah tangga yang dibina sekian puluh tahun dan berakhir dengan perceraian, karena satu sama lainnya tidak mengenali dan memahami pasangan masing-masing.

“Huda Wa Rahmah” bukan saja tuntutan jasmani, tetapi juga keperluan ruhani. Ada contoh seorang suami lebih mencintai komputer, sehingga mengabaikan perasaan dan kasih sayang terhadap isteri dan akhirnya membawa perceraian, dan lain sebagainya.

Untuk membina “Huda Wa Rahmah” suami isteri hendaklah melakukan dalam hidup keluarga dengan: Pertama, solat berjamaah di masjid/mushallah dan sekali-kali berjamaah di rumah bersama isteri dan anak, ibu serta bapak dan pembantu rumah. Kedua, memberikan tazkirah kepada keluarga. Ketiga, makan berjamaah bersama keluarga. Keempat, jagalah selalu kesepakatan dan komunikasi dalam keluarga, budayakan sifat konsep syura di dalam hidup berkeluarga. Kelima, sekali-kali lakukan agenda rihlah (tamasya) dengan keluarga.

Sebaliknya jika aktivitas untuk melahirkan “Huda Wa Rahmah” tidak dibudayakan dalam keluarga akan mengakibatkan kepada keretakan dalam keluarga yang berakhir dengan perceraian. Sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya perkara halal yang paling dibenci oleh Allah SAW adalah perceraian”.

Setelah ikatan diperkokohkan dan jalan perselisihan dapat dicegah sedini mungkin, Islam menegaskan garis panduan yang mewajibkan kedua orang tua memelihara anak-anak mereka dengan baik dan memberikan didikan yang sempurna. Sebaik-baik didikan adalah apa yang digambarkan Al-Qur’an sebagaimana yang terdapat dalam surat Luqman ayat 13, dimana Allah SWT memuji dan menceritakan didikan yang diberikan Luqman kepada anaknya : “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) adalah kezaliman yang besar".

Seterusnya banyak lagi ajaran dan didikan yang disampaikan oleh Luqman kepada anaknya yang meliputi bidang akidah, ibadah, kemasyarakatan dan sebagainya. Antara lain: Pertama, mendirikan ibadah shalat. Kedua, menyeru manusia berbuat kebaikan dan mencegah dari berbuat kemungkaran.

Ketiga, bersabar ketika berhadapan dengan ujian hidup. Keempat, mengimani setiap yang baik pasti ada balasannya, begitu juga sebaliknya. Kelima, tidak berlaku sombong terhadap orang lain. Keenam, sentiasa merendah diri. Ketujuh, hidup secara sederhana. Kedelapan, jangan meninggikan suara kepada orang lain.

Dapat kita pahami, bahwa maklumat tentang pendidikan islam adalah untuk menanamkan sifat-sifat mulia kedalam jiwa anak-anak, agar mereka benar-benar dapat beribadah kepada Allah SWT dengan penuh takwa tanpa melihat tempat dan waktu. Oleh karena itu, marilah kita mengubah langkah gerak kita untuk kembali mempelajari dan menghayati sepenuhnya ajaran dan nilai-nilai Islam demi kebahagiaan keluarga dan generasi kita dimasa mendatang.

Islam telah mengambil perhatian yang sangat istimewa terhadap rumah tangga, kebaikannya dan keselamatannya, karena rumah tangga yang aman dan sehat, teratur dan berdisplin menjadi kunci atau dengan kata lain menjadi batu loncatan bagi kemajuan dan pembangunan suatu bangsa dan negara, sebaliknya rumah tangga yang kurang harmonis dan porak-poranda akan mengakibatkan mala petaka dan keruntuhan suatu masyarakat.

Firman Allah SWT: “Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penghibur hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al Furqan : 74)


karna itu maka' kita harus lebih sabar dalam menjalani kehidupan berumah tangga...

senin 6oktober 2009